Topabislah’s Blog

Usaha, Solusi, Cerita dan Tips serta Triks apa saja seputaran kita

Honda & Pelumas Motor Kopling Kering dan basah

Dua Tipe Pelumas Motor Kopling Kering dan basah

PRODUSEN sekaligus agen tunggal pemegang merek Honda di tanah air, PT Astra Honda Motor (AHM) meluncurkan dua produk baru pelumas, yakni AHM Oil Maximum Protection Expert (MPX) -1 dan AHM Oil MPX-2. Kedua pelumas ini, yang mempunyai kualitas terbaik, dirancang khusus untuk sepeda motor Honda.

Pelumas MPX -1 mempunyai spesifikasi SAE 10W-30, API:SJ, JASO:MA yang dirancang untuk kopling basah. Pelumas tersebut juga dapat digunakan untuk semua motor honda, baik jenis bebek maupun sport.

Sedangkan MPX-2 dengan tingkat kekentalan yang sama hanya beda di JASO:MB, diracik buat kopling sentrifugal tipe kering, khusus untuk skuter bebek produk Honda seperti Vario dan Beat.

Selain itu, produsen sepeda motor terbesar di tanah air itu juga memperkenalkan pelumas khusus untuk Honda Blade dan Honda Absolute Revo 110 yang dinamai AHM Oil. Formulasinya diracik guna memaksimalkan kinerja mesin. Sekaligus menghemat biaya perawatan. Karena oli ini sudah dikembangkan dapat memperpanjang periode penggantian. Di samping ramah lingkungan. (bambang/o).

Berita Terkait

Juni 28, 2009 Posted by | Motor | Tinggalkan komentar

Penyebab V-Belt di Skubek Cepat Putus

KOMPAS.com — Umumnya, umur pakai v-belt di skubek 15.000-20.000 kilometer. Namun, lewat dari itu, v-belt biasanya putus tanpa ada tanda-tanda sebelumnya. Itu diakui Raymond dari JP Racing Cengkareng, Jakarta Barat, yang pernah kedatangan konsumen ke bengkelnya karena motornya putus v-belt secara mendadak.
Selain karena usia pemakaian yang lebih, ada beberapa hal menjadi penyebab putusnya v-belt, dan semuanya bisa dideteksi kalau mau bersusah sedikit. Inilah bagian-bagian yang perlu dicermati.
1. Lihat bagian dalam atau bagian bergigi dari v-belt. Tanda-tanda mau putus, kata Raymond, biasanya ada yang retak-retak. Kalau tidak ada, bisa juga menekuk v-belt.
2. Di sisi samping belt, sudutnya terlihat lebih ramping atau tajam ketimbang belt standar. Itu menandakan belt sudah aus akibat gesekan dengan puly. Jika sudah aus—belt menjadi mulur—menimbulkan suara berisik di rumah CVT, seperti rantai yang kendur, karena belt bergesek dengan tutup CVT atau crankcase.
Pengaruhnya, "Akselerasi awal biasanya jadi selip. Seperti gas diputar tapi tenaga tidak sesuai putaran mesin," bilang H Indra Putera Laksana, mekanik GT Speed di Cinere, Depok.
3. Pemakaian ukuran ban yang tak lazim, misalnya 140/80-14. Belt butuh tekanan lebih besar untuk menggerakkan roda. Inilah yang bikin belt cepat aus. Selain itu, tenaga yang besar—akibat pemakaian ban lebar—juga bikin belt cepat aus.
4. Rute perjalanan yang panjang seharian juga bikin daya tahan v-belt berkurang lalu membuatnya cepat putus. Misalnya, sekali jalan puluhan kilometer tanpa istirahat dicampur macet. Walau pemakaian masih sekitar 10.000 km, v-belt bisa saja putus.
Nah, untuk menangkal semua itu, enggak ada salahnya dilakukan pengecekan. Itu bisa dilakukan waktu senggang. (Eka)

Artikel Terkait:

Juni 12, 2009 Posted by | Artikel, Motor | Tinggalkan komentar